Ini saya berada di Roma kawasan acara Ignasius Loyola pendiri Serikat Jesuit yang memiliki mimpi bahwa kita semua ini yaitu karya ilahi. Karena karya ilahi semestinya kita berada didunia untuk taat dan patuh dengan Nya untuk mengaplikasikannya ketaatannya itu dalam kegiatan dunia. Ignasius Loyola berpesan dalam koreksia jawa kita sebagai kalifah bumi sebaiknya selalu migunani tumrap ing liyan koreksia ringannyanya Man for Others dan juga harus selalu Laus Deo Semper selalu memuliakan Allah / Habluminallah yang berujung pada For the greater glory of God - Ad Maiorem Dei Gloriam dengan bentuk apa saja sesuai apa yang diyakininya
Man for Others adalah laris seseorang yang melakukannya harus lepas bebas dengan keyakinan kebenaran universal, melakukannya dengan bergembira iklas dan tanpa suatu tekanan keharusan . Dilakukan dengan kesadaran tinggi. Man for others yang koreksia lainnya habluminanas ini tentu kalau ingin dilakukan tidak gampang. Untuk itu Ignasius Loyola memperlihatkan ilmunya dengan petunjuk petunjuk bagaimana melaksanakan kegiatan itu menjadi dapat lebih ringannya dan sederhana. Dengan menerapkannya dalam kegiatan sehari hari dalam bentuk apapun aktivitasnya baik skala besar maupun kecil.
- Selalu peduli sesama yang istilah Ignasiannya Compassion, Kepedulian ini akan cepat kita pahami ketika kita punya atmosfer pikiran yang Cura Personalis. Perhatian khusus untuk sesama yang kurang. tidak membiarkan orang lain kehilangan semagat hidupnya, ada share meski kecil kepada insan yang kurang beruntung dalam hal apa saja. Kepedulian yang dilakukan itu setrik sadar, iklas, tidak perlu aba aba ataupun hitung hitungan alasannya diyakini setiap jiwa jiwa itu disanalah bertahta Allah SWT.
- Aktivitas yang dilakukan sebaiknya tidak hanya Berjalan hanya pikiran otak saja namun juga sesuai hati nurani yang universal jujur sesuai kebenaran dunia yang oleh Ignasius dikenal dengan Conscience
- Untuk mencapainya itu kita Harus arif cerdas dan cekatan oleh karenanya selalu kita terus berguru dengan membaca.. Iqra' bacalah ..baca sekali lagi baca dan terus mengexplorasi serta memahami experience orang sebelumnya dan lingkungan sekitarnya. Pencapaian itu dikenal dengan sebutan Competence. Kompetensi ini tentu tidak selalu semua bisa, tetapi sesuai kompetensi di bidang nya sehingga pengetahuannya di bidangnya itu benar benar magis berlebih tidak dangkal ringannyanya profesional yang sesuai hati nurani biar dapat ditularkan untuk kebaikan dunia yang Ad Mairem Dei Gloriam
- Semua yang dilakukannya harus ada Commitment/komitmen untuk dapat di terapkan untuk kedamaian dunia. Commitment yang dilakukan dapat mencapai perubahan untuk perbaikan dunia yang positif.
- Perubahan sebaiknya segera sendiri dilakukan kemudian membawa teman dan bersama sama yang lain sehingga mengakibatkan dunia ini tidak mengalami kerusakan yang semakin fatal kata Ignasius di kala 16 itu dengan sebutan Companion
- Karena Magis yang dipikirkan dan dilakukan dalam aktivitasnya sehingga gaya hidup life stylenya tidak lagi Instan berada pada kondisi menengah Medioker yah hanya begitu saja cukup dan sudah puas mengikuti lingkungan sesaatnya menyerupai yang terlihat pada zaman milenial ini. Magis sebagai perjuangan yang dilakukan harus melesat pikiranya hingga ke horison ufuk kejauhan di depannya "Perspectives Horizons" ..........according person , time and place itulah bahwasanya titik destinasi suatu pekerjaan apapun yang dilakukan. Mudahnya jadilah kita menyerupai ikan laut, sekalipun hidup di dalam air yang asin, namun daging mereka tidak menjadi asin alasannya tahu prespective horison Ia untuk orang yang nggak doyan ikan asin
- Sebagai seorang yang tahu materi Biologi dimenengah atas maupun pertama sebaiknya harus mekepunyaani pengetahuan apa saja yang akan dipelajari dalam setiap cuilan nya sehingga tidak berkutat pada alinea pertama dan tengah saja pada suatu cuilan setrik detil namun tahu hingga Z sebagai titik tujuan pembelajaran itu tercapai. tidak di bolehkan berhenti hanya di sarana namun sampailah di tujuan. alasannya kata Ignasius dalam pemahaman azas dan dasar itu Sarana hanya membantu untuk mencapai suatu Tujuan. Tujuan apa sesudah berguru itu tadi " Ia dapat bersukur kepada Nya", dengan syukur itu dipastikan Ia mekepunyaani pengetahuan apa yang dipelajarinya
- Setelah Magis tidak medioker lagi dalam melaksanakan apa saja kegiatannya Yang terpenting kata Ignasius Loyola ini semua yang dilakukan bukan untuk kegagahan .kegagahan nafsu dunia atau liarnya perbuatan tubuh, kegagahan biar menjadi populer popular namun untuk demi lebih besarnya Tuhan Ad Maiorem Dei Gloriam sehingga semua yang anda lakukan itu atas petunjuknya sehingga selalu diberkati Nya
Ini yaitu Aloysius Gonzaga
Disinilah juga kawasan gemblengan Aloysius Gonzaga kawasan ini kawasan Kawah Candra Dimuka Gonzaga . Bisa berada di kawasan Alloysius Gonzaga muda yang berani mengambil keputusan yaitu suatu anugerah yang luar biasa bagiku yang hanya dilahirkan di desa kota Bojonegoro Jawa Timur. Amazing dapat berfoto menyentuh seorang Patron muda dunia Alloysius Gonzaga di Roma Italia di benua Eropa, Sehingga tahu dan mencicipi apa bahwasanya yang dilakukan Gonzaga yang masih muda namun rela kemudaannya dikorbankan untuk mengakibatkan dunia menjadi hening adil dan tenteram
Sebelum kesini (Roma) kami berkunjung ke Mantova kawasan kelahiran Alloysius Gonzaga
Mantova kawasan Aloysius Gonzaga beraktivitas seorang anak muda yang sangat cerdas dan punya passion hening dan mematuhi bahwa ia karya ilahi. Anak muda dan mapan di Zamannya itu keluar dari kebiasaan Mainstreamnya keluar dari pusaran nafsu duniawi insan untuk dapat menjadi kalifah dunia yang Ad Maiorem Dei Gloriam ...... Ia memohon biar ia dapat diluruskan kembali menyerupai besi yang bengkok diluruskan kembali alasannya harus ditempa oleh penempa yang handal. Alloysius Gonzaga juga berpesan “Ad Maiora Natus Sum”,artinya “ke hal-hal yang lebih besar saya dilahirkan”. kita dilahirkan untuk maksud yang lebih dari dunia sekitar kita, tentu lebih baik dan lebih mulia. Jadilah anak muda Gonzaga menyerupai Alloysius Gonzaga yang dapat sebagai Patron dunia. maka sebagai jebolan Gonzaga College saya pinjam istilahnya Rm Winandoko SJ "Once Gonzaga Forever Gonzaga" Sekali Gonzaga selamanya Gonzaga
Kepergian ke Eropa ini diikutkan Guru dan karyawan Gonzaga selama hampir 10 hari . dan ini dilakukan untuk Rasa Syukur kita semua komunitas Gonzaga . Keputusan mengikutsertakan semua ini diputuskan oleh seorang Pater muda bekas murid yang menjadi Principal di Sekolah Menengan Atas Kolese Gonzaga , Murid Sekolah Menengan Atas Kolese Gonzaga angkatan ke 5. Saya memanggilnya dengan sebutan Romo Winandoko SJ. Romo Koko ini ditunjuk oleh Tuhan untuk membawa kami semua ke Eropa tanpa beaya hanya untuk biar kita selalu Ad Maiorem Dei Gloriam sehingga diperlukan komunitasnya dapat membawa kedamaian untuk keluarga dan menciptakan anak anak muda yang dibimbingnya menjadi anak anak yang magis, ignasian dan mejadikan lilin lilin penerang dunia untuk evakuasi jiwa jiwa
- Ambillah Tuhan, dan terimalah seluruh kemerdekaanku, ingatanku, pikiranku dan segenap kehendakku, segala kepunyaan dan kepunyaanku. Engkaulah yang memberikan, pada-Mu Tuhan kukembalikan. Semuanya kepunyaan-Mu, perfungsikanlah sekehendak-Mu. Berilah saya cinta dan rahmat-Mu, cukup itu bagiku.” (Doa mendalam Ignasius Loyola)
isharmanto
kolese Gonzaga
AMDG
Advertisement